top of page

Cerita Tentang Masa Kecil : Ruang-Ruang Rahasia

Di kamar papa dan mama terdapat sebuah pintu yang aku tidak tahu dapat dibuka sampai aku menginjak usia 7 tahun. Ternyata pintu itu mengarah ke teras yang dapat dicapai dari halaman samping rumahku. Terdapat tangga yang menghubungkan teras kamar papa mama dengan halaman samping rumah. Namun karena jarang sekali digunakan, anak tangganya menjadi rapuh dan mudah patah sehingga papa melarang aku dan adik untuk menaikinya. Meskipun pada akhirnya, setelah aku lebih dewasa, aku tetap menaikinya karena itu menyenangkan.

Apabila kamu berada di teras itu, kamu dapat melihat pintu lain yang terletak di samping pintu untuk menuju kembali ke kamar papa dan mama. Pintu itu hanya dapat dilihat dari luar. Ukurannya pun kecil sehingga orang harus menunduk untuk memasukinya. Ternyata, pintu itu adalah pintu menuju gudang tempat menyimpan barang-barang lama. Gudang itu jarang sekali dipakai karena terdapat gudang lain di lantai bawah. Mengapa harus bersusah payah menaiki tangga untuk ke lantai atas bila bisa menyimpan di lantai bawah, bukan begitu?

Aku tahu hal ini karena aku pernah melihat papa memasuki gudang itu. Namun sedihnya, aku tidak pernah sekalipun melihat isinya meskipun aku memohon. Kata papa, di dalam sangat berdebu, tidak baik untuk alergiku. Dan aku menurut.

Di kamar papa mama juga terdapat ruangan tersembunyi yang tidak pernah aku lihat isinya seumur hidupku. Apabila kalian berdiri tepat di depan pintu yang mengarah ke teras dan melihat ke langit-langit, kalian akan melihat sebuah persegi. Persegi tersebut berukuran tidak besar. Mungkin hanya berukuran 40×50cm. Awalnya aku kira persegi itu merupakan tambalan untuk langit-langit kamar papa mama karena rumah ini sudah tua dan rapuh. Namun suatu saat ayah menyuruhku untuk mengambil tangga lipat dan meletakkannya tepat di bawah persegi tersebut karena ayah akan melakukan perbaikan di langit-langit. Dan papa mendorong papan persegi tersebut untuk memasukinya. Aku pun terkejut karena mengetahui bahwa persegi tersebut dapat dibuka dan meminta agar aku ikut ke dalamnya. Meskipun begitu, papa tidak pernah mengizinkan aku untuk melihat ruangan dibalik persegi kecil tersebut. Kata papa, di atas banyak tikus, nanti aku digigit. Yang sekarang aku tahu adalah sebuah bualan sederhana.

bottom of page